Halo Sobat Bisnis! Dalam dunia bisnis, pengambilan keputusan yang tepat sangatlah penting. Untuk bisa mengambil keputusan yang baik, kita perlu mengandalkan data yang akurat dan mengerti cara mengolah data tersebut. Salah satu cara untuk mengukur data adalah melalui skala pengukuran. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai tingkatan skala pengukuran dalam riset bisnis.
Pengertian Skala Pengukuran
Sebelum membahas tingkatan skala pengukuran dalam riset bisnis, apakah Sobat Bisnis sudah mengerti apa itu skala pengukuran? Skala pengukuran adalah cara untuk mengukur suatu fenomena dalam bentuk angka atau simbol yang memiliki arti tertentu. Skala pengukuran sangat penting dalam riset bisnis karena akan mempengaruhi hasil akhir dari analisis data yang dilakukan.
Tingkatan Skala Pengukuran
Ada beberapa tingkatan skala pengukuran dalam riset bisnis, yaitu:
Tingkatan Skala Pengukuran | Deskripsi | Contoh |
---|---|---|
Nominal | Skala pengukuran yang hanya menunjukkan klasifikasi atau kategorisasi data. Tidak ada nilai yang bisa dihitung atau dibandingkan. | Jenis kelamin: laki-laki atau perempuan |
Ordinal | Skala pengukuran yang menunjukkan urutan dari data, namun tidak ada informasi mengenai jarak antar data. | Level pendidikan: SD, SMP, SMA, S1, S2, S3 |
Interval | Skala pengukuran yang menunjukkan jarak atau perbedaan antar data, namun tidak ada nol absolut. | Suhu dalam Celsius |
Rasio | Skala pengukuran yang menunjukkan jarak dan memiliki nol absolut. Nilai rasio dapat dihitung dan dibandingkan dengan akurat. | Uang dalam rupiah |
Skala Pengukuran Nominal
Skala pengukuran nominal adalah skala pengukuran yang hanya menunjukkan klasifikasi atau kategorisasi data. Tidak ada nilai yang bisa dihitung atau dibandingkan. Contoh dari skala pengukuran nominal adalah jenis kelamin, agama, atau warna bendera.
Skala pengukuran nominal dapat digunakan dalam riset bisnis untuk mengklasifikasikan data. Contohnya, ketika mengumpulkan data mengenai pekerjaan responden, kita bisa mengkategorikan pekerjaan tersebut menjadi pengusaha, karyawan swasta, pegawai negeri, dan sebagainya.
Untuk menganalisis data yang menggunakan skala pengukuran nominal, kita hanya bisa menggunakan frekuensi dan persentase.
FAQ
Q: Apakah skala pengukuran nominal bisa dihitung?
A: Tidak, skala pengukuran nominal hanya menunjukkan kategorisasi data, tidak ada nilai yang bisa dihitung.
Q: Apa yang bisa dilakukan dengan data yang menggunakan skala pengukuran nominal?
A: Data yang menggunakan skala pengukuran nominal bisa dianalisis menggunakan frekuensi dan persentase.
Skala Pengukuran Ordinal
Skala pengukuran ordinal adalah skala pengukuran yang menunjukkan urutan dari data, namun tidak ada informasi mengenai jarak antar data. Contoh dari skala pengukuran ordinal adalah level pendidikan, tingkat kepuasan pelanggan, atau urutan finish di sebuah lomba.
Skala pengukuran ordinal dapat digunakan dalam riset bisnis untuk menentukan urutan atau prioritas. Contohnya, ketika mengumpulkan data mengenai tingkat kepuasan pelanggan, kita bisa menanyakan responden untuk memberikan rating dari sangat buruk hingga sangat baik.
Untuk menganalisis data yang menggunakan skala pengukuran ordinal, kita bisa menggunakan median, modus, dan persentil.
FAQ
Q: Apakah skala pengukuran ordinal memiliki informasi mengenai jarak antar data?
A: Tidak, skala pengukuran ordinal hanya menunjukkan urutan dari data.
Q: Apa yang bisa dilakukan dengan data yang menggunakan skala pengukuran ordinal?
A: Data yang menggunakan skala pengukuran ordinal bisa dianalisis menggunakan median, modus, dan persentil.
Skala Pengukuran Interval
Skala pengukuran interval adalah skala pengukuran yang menunjukkan jarak atau perbedaan antar data, namun tidak ada nol absolut. Contoh dari skala pengukuran interval adalah suhu dalam Celsius atau Fahrenheit.
Skala pengukuran interval dapat digunakan dalam riset bisnis untuk mengukur data yang bisa dihitung, seperti suhu atau waktu. Contohnya, ketika mengumpulkan data mengenai suhu ruang kantor, kita bisa menggunakan skala pengukuran interval.
Untuk menganalisis data yang menggunakan skala pengukuran interval, kita bisa menggunakan mean, standard deviation, atau correlation.
FAQ
Q: Apakah skala pengukuran interval memiliki nol absolut?
A: Tidak, skala pengukuran interval tidak memiliki nol absolut.
Q: Apa yang bisa dilakukan dengan data yang menggunakan skala pengukuran interval?
A: Data yang menggunakan skala pengukuran interval bisa dianalisis menggunakan mean, standard deviation, atau correlation.
Skala Pengukuran Rasio
Skala pengukuran rasio adalah skala pengukuran yang menunjukkan jarak dan memiliki nol absolut. Nilai rasio dapat dihitung dan dibandingkan dengan akurat. Contoh dari skala pengukuran rasio adalah uang dalam rupiah, berat badan, atau tinggi badan.
Skala pengukuran rasio dapat digunakan dalam riset bisnis untuk mengukur data yang bisa dihitung dan membandingkan nilai dengan akurat. Contohnya, ketika mengumpulkan data mengenai pendapatan responden, kita bisa menggunakan skala pengukuran rasio.
Untuk menganalisis data yang menggunakan skala pengukuran rasio, kita bisa menggunakan mean, standard deviation, atau correlation.
FAQ
Q: Apakah skala pengukuran rasio memiliki nol absolut?
A: Iya, skala pengukuran rasio memiliki nol absolut.
Q: Apa yang bisa dilakukan dengan data yang menggunakan skala pengukuran rasio?
A: Data yang menggunakan skala pengukuran rasio bisa dianalisis menggunakan mean, standard deviation, atau correlation.
Kesimpulan
Dalam riset bisnis, pemilihan skala pengukuran yang tepat sangatlah penting untuk mendapatkan hasil analisis data yang akurat. Ada empat tingkatan skala pengukuran dalam riset bisnis, yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio. Setiap tingkatan skala pengukuran memiliki kegunaan dan metode analisisnya masing-masing. Dengan memahami skala pengukuran, kita bisa mengumpulkan dan menganalisis data dengan lebih baik dan akurat.