Halo Sobat Bisnis! Kali ini, kami ingin membahas tentang cara menghitung break-even point (BEP) dalam bisnis startup. BEP menjadi salah satu informasi penting yang harus diketahui oleh setiap pengusaha untuk bisa menentukan seberapa banyak produk atau jasa yang harus dijual agar bisa menutupi biaya operasional. Dalam artikel ini, kami akan membahasnya secara lengkap dan detail agar Sobat Bisnis bisa lebih memahami tentang BEP dan bisa memperoleh informasi yang berguna.
Pendahuluan
Sebelum memulai perhitungan BEP, Sobat Bisnis harus memahami apa itu BEP dan mengapa perhitungan ini sangat penting untuk bisnis startup.
Apa itu Break-Even Point (BEP)?
Break-even point (BEP) merupakan titik impas atau breakeven dimana pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa sama dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi produk atau jasa tersebut. Dalam kata lain, BEP adalah titik dimana bisnis startup mulai tidak rugi dan tidak juga untung. Dalam kondisi ini, setiap penjualan tidak lagi menjadi keuntungan atau kerugian, melainkan hanya cukup untuk menutupi biaya.
Mengapa BEP Penting untuk Bisnis Startup?
Perhitungan BEP sangat penting untuk bisnis startup karena membantu dalam menentukan berapa banyak produk atau jasa yang harus dijual untuk bisa mencapai titik impas dan mulai menghasilkan keuntungan. BEP juga membantu dalam menentukan harga jual yang tepat untuk produk atau jasa yang ditawarkan. Dengan mengetahui titik impas, bisnis startup bisa mengetahui apakah bisnis mereka layak untuk diteruskan ataukah tidak.
Cara Menghitung BEP Bisnis Startup
Terdapat beberapa cara dalam menghitung BEP bisnis startup, namun artikel ini hanya akan membahas tiga metode hitung BEP yang paling umum digunakan yaitu metode perhitungan BEP dengan cost-volume-profit (CVP) analysis, metode perhitungan BEP dengan margin of safety (MOS), dan metode perhitungan BEP dengan contribution margin (CM).
Cara Menghitung BEP dengan Cost-Volume-Profit (CVP) Analysis
Metode pertama untuk menghitung BEP adalah dengan menggunakan metode cost-volume-profit (CVP) analysis. CVP analysis merupakan teknik manajemen akuntansi yang digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan bisnis dengan menganalisa hubungan antara biaya, volume penjualan, dan laba. Untuk menghitung BEP dengan metode CVP analysis, Sobat Bisnis harus mengikuti beberapa langkah sebagai berikut:
Langkah | Deskripsi |
---|---|
1 | Menghitung biaya Variabel per Satuan |
2 | Menghitung Kontribusi Margin per Satuan |
3 | Menghitung Break-even Point (BEP) dalam Satuan |
4 | Menghitung Break-even Point (BEP) dalam Rupiah |
Langkah 1: Menghitung Biaya Variabel per Satuan
Biaya variabel per satuan adalah biaya yang berubah dengan adanya perubahan dalam jumlah produk atau jasa. Biaya variabel termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya-biaya produksi yang berhubungan langsung dengan jumlah produk atau jasa yang dihasilkan. Cara menghitung biaya variabel per satuan adalah:
Biaya Variabel per Satuan = Total Biaya Variabel / Jumlah Satuan Produk
Langkah 2: Menghitung Kontribusi Margin per Satuan
Kontribusi margin per satuan adalah pendapatan dari penjualan satu satuan dikurangi biaya variabel per satuan. Kontribusi margin per satuan merupakan jumlah uang yang bisa digunakan untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan keuntungan. Cara menghitung kontribusi margin per satuan adalah:
Kontribusi Margin per Satuan = Harga Jual per Satuan – Biaya Variabel per Satuan
Langkah 3: Menghitung Break-even Point (BEP) dalam Satuan
Setelah mengetahui biaya variabel per satuan dan kontribusi margin per satuan, Sobat Bisnis bisa menghitung break-even point (BEP) dalam satuan produk atau jasa yang harus dijual untuk mencapai titik impas. Cara menghitung BEP dalam satuan adalah:
BEP dalam Satuan = Total Biaya Tetap / Kontribusi Margin per Satuan
Langkah 4: Menghitung Break-even Point (BEP) dalam Rupiah
Setelah mengetahui jumlah produk atau jasa yang harus dijual untuk mencapai break-even point (BEP) dalam satuan, Sobat Bisnis bisa menghitung BEP dalam rupiah. Cara menghitung BEP dalam rupiah adalah:
BEP dalam Rupiah = BEP dalam Satuan x Harga Jual per Satuan
Cara Menghitung BEP dengan Margin of Safety (MOS)
Metode kedua untuk menghitung BEP adalah dengan menggunakan metode Margin of Safety (MOS). MOS adalah selisih antara jumlah penjualan aktual dan BEP. MOS menunjukkan seberapa jauh penjualan aktual dari BEP dan memberikan informasi tentang seberapa aman bisnis startup dalam situasi pasar yang berubah-ubah. Cara menghitung BEP dengan metode MOS adalah:
MOS = Total Penjualan – BEP
Cara Menghitung BEP dengan Contribution Margin (CM)
Metode ketiga untuk menghitung BEP adalah dengan menggunakan Contribution Margin (CM). CM adalah selisih antara pendapatan dari penjualan dengan biaya variabel. CM digunakan untuk menghitung BEP dalam persen dan membantu dalam menentukan persentase laba yang dihasilkan dari penjualan. Cara menghitung BEP dengan metode CM adalah:
BEP dalam Persen = Total Biaya Tetap / Contribution Margin dalam Persen
Contoh: Jika biaya tetap bisnis startup adalah Rp 1.000.000 dan contribution margin adalah 40%, maka BEP dalam persen adalah:
BEP dalam Persen = 1.000.000 / 40% = 2.500.000
Dari contoh di atas, bisnis startup harus menjual produk atau jasa sebesar Rp 2.500.000 untuk mencapai titik impas.
FAQ
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi BEP bisnis startup?
Jawaban: Ada beberapa faktor yang mempengaruhi BEP bisnis startup, diantaranya adalah biaya tetap, biaya variabel per satuan, harga jual per satuan, dan volume penjualan. Semakin tinggi biaya tetap, semakin tinggi juga BEP-nya. Begitu juga dengan biaya variabel per satuan, harga jual per satuan, dan volume penjualan, semakin tinggi maka BEP akan semakin tinggi.
2. Apa manfaat dari mengetahui BEP bisnis startup?
Jawaban: Mengetahui BEP bisnis startup sangat bermanfaat untuk membantu dalam menentukan strategi bisnis dan mengambil keputusan. Dengan mengetahui BEP, bisnis startup bisa menentukan berapa banyak produk atau jasa yang harus dijual untuk mencapai titik impas dan menghasilkan keuntungan. BEP juga membantu dalam menentukan harga jual yang tepat untuk produk atau jasa yang ditawarkan.
3. Apa saja metode perhitungan BEP yang umum digunakan?
Jawaban: Ada beberapa metode perhitungan BEP yang umum digunakan yaitu dengan menggunakan cost-volume-profit (CVP) analysis, margin of safety (MOS), dan contribution margin (CM). Dalam artikel ini, kami membahas tentang ketiga metode tersebut.
4. Apa keuntungan menggunakan metode perhitungan BEP?
Jawaban: Menggunakan metode perhitungan BEP bisa membantu bisnis startup dalam mengambil keputusan dan menentukan strategi bisnis yang tepat. Dengan mengetahui BEP, bisnis startup bisa menentukan berapa jumlah produk atau jasa yang harus dijual untuk mencapai titik impas dan menghasilkan keuntungan. BEP juga membantu dalam menentukan harga jual yang tepat untuk produk atau jasa yang ditawarkan.
Kesimpulan
BEP merupakan salah satu informasi penting yang harus diketahui oleh setiap pengusaha agar bisa menentukan strategi bisnis dan mengambil keputusan. Perhitungan BEP juga membantu dalam menentukan berapa jumlah produk atau jasa yang harus dijual untuk mencapai titik impas dan menghasilkan keuntungan. Dalam artikel ini, kami telah membahas tentang cara menghitung BEP bisnis startup dan tiga metode perhitungan BEP yang umum digunakan yaitu dengan menggunakan cost-volume-profit (CVP) analysis, margin of safety (MOS), dan contribution margin (CM).
Setelah membaca artikel ini, kami harap Sobat Bisnis bisa lebih memahami tentang BEP dan bisa memperoleh informasi yang berguna untuk bisnis startup mereka. Jangan lupa untuk menghitung BEP secara teratur agar bisa mengetahui kondisi bisnis startup dan bisa mengambil keputusan yang tepat.