Contoh Kasus Studi Kelayakan Bisnis

Selamat datang Sobat Bisnis! Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang contoh kasus studi kelayakan bisnis. Sebagai seorang pengusaha, melakukan studi kelayakan bisnis adalah hal yang sangat penting untuk memastikan keberhasilan bisnis yang akan dijalankan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail tentang apa itu studi kelayakan bisnis, mengapa penting dilakukan, serta contoh kasus studi kelayakan bisnis. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!

Apa Itu Studi Kelayakan Bisnis?

Studi kelayakan bisnis adalah proses evaluasi dan analisis terhadap suatu usaha bisnis yang akan dijalankan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa usaha tersebut memiliki potensi keuntungan yang tinggi dan meminimalisir risiko kerugian. Studi kelayakan bisnis mencakup berbagai aspek yang meliputi aspek finansial, teknis, pasar, dan manajemen.

1. Aspek Finansial

Aspek finansial adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam studi kelayakan bisnis. Pada aspek ini, kita akan melakukan analisis terhadap potensi keuntungan dan biaya yang diperlukan untuk menjalankan usaha tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada aspek finansial antara lain:

Hal yang perlu diperhatikan pada Aspek Finansial: Penjelasan
Potensi Pendapatan Analisis terhadap potensi pendapatan yang dapat dihasilkan dari usaha tersebut.
Biaya Produksi Analisis terhadap biaya produksi yang diperlukan untuk menjalankan usaha.
Investasi Awal Analisis terhadap investasi awal yang diperlukan untuk memulai usaha.
Pengembalian Modal Analisis terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang telah diinvestasikan.

2. Aspek Teknis

Aspek teknis membahas tentang kemampuan dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan usaha tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada aspek teknis antara lain:

Hal yang perlu diperhatikan pada Aspek Teknis: Penjelasan
Kemampuan Teknis Analisis terhadap kemampuan teknis yang diperlukan untuk menjalankan usaha tersebut.
Sumber Daya Analisis terhadap sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan usaha tersebut, seperti tenaga kerja, peralatan, dan bahan baku.
Lokasi Analisis terhadap lokasi yang tepat untuk menjalankan usaha tersebut.

3. Aspek Pasar

Aspek pasar membahas tentang potensi pasar dan persaingan yang ada di pasar tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada aspek pasar antara lain:

Hal yang perlu diperhatikan pada Aspek Pasar: Penjelasan
Potensi Pasar Analisis terhadap potensi pasar yang dapat dijangkau oleh produk atau jasa yang ditawarkan.
Persaingan Analisis terhadap persaingan yang ada di pasar tersebut.
Harga Pasar Analisis terhadap harga pasar untuk produk atau jasa yang sama.

4. Aspek Manajemen

Aspek manajemen membahas tentang sistem manajemen yang akan digunakan untuk menjalankan usaha tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada aspek manajemen antara lain:

Hal yang perlu diperhatikan pada Aspek Manajemen: Penjelasan
Struktur Organisasi Analisis terhadap struktur organisasi yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha tersebut.
Sistem Pengendalian Analisis terhadap sistem pengendalian yang akan digunakan untuk mengontrol kegiatan bisnis.
Karyawan Analisis terhadap jumlah dan kualitas karyawan yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha tersebut.

Mengapa Penting Melakukan Studi Kelayakan Bisnis?

Melakukan studi kelayakan bisnis sangat penting untuk meminimalisir risiko kerugian dalam menjalankan usaha. Selain itu, studi kelayakan bisnis juga membantu pengusaha untuk mengetahui potensi keuntungan yang dapat dihasilkan, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dalam mengambil peluang bisnis. Berikut adalah beberapa alasan mengapa penting untuk melakukan studi kelayakan bisnis:

  • Memastikan potensi keuntungan yang tinggi
  • Mengidentifikasi risiko dan kerugian yang mungkin terjadi
  • Menganalisis kebutuhan dan sumber daya yang diperlukan
  • Menentukan strategi marketing yang tepat
  • Meminimalisir kesalahan dalam mengambil keputusan bisnis

Contoh Kasus Studi Kelayakan Bisnis

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang studi kelayakan bisnis, berikut adalah contoh kasus studi kelayakan bisnis:

Studi Kelayakan Bisnis Restoran Makanan Cepat Saji

Restoran makanan cepat saji adalah jenis usaha yang sedang populer saat ini. Sebelum memutuskan untuk membuka restoran makanan cepat saji, seorang pengusaha perlu melakukan studi kelayakan bisnis untuk memastikan keberhasilan bisnis tersebut. Berikut adalah contoh kasus studi kelayakan bisnis restoran makanan cepat saji:

Aspek Finansial

Potensi pendapatan dari restoran makanan cepat saji dapat dihitung dari jumlah pelanggan yang datang dan rata-rata pengeluaran per pelanggan. Misalnya, restoran makanan cepat saji mampu menarik sekitar 100 pelanggan per hari dengan rata-rata pengeluaran per pelanggan sebesar Rp50.000,-, maka potensi pendapatan per hari adalah Rp5.000.000,-.

Biaya produksi restoran makanan cepat saji mencakup biaya bahan baku, biaya karyawan, biaya listrik dan air, serta biaya sewa tempat usaha. Misalnya, biaya produksi sebesar Rp2.000.000,- per hari.

Investasi awal untuk membuka restoran makanan cepat saji mencakup biaya renovasi tempat usaha, peralatan dapur, bahan baku awal, dan biaya lain-lain. Misalnya, investasi awal sebesar Rp300.000.000,-.

Pengembalian modal pada restoran makanan cepat saji dapat dihitung dari laba kotor yang dihasilkan per hari dibagi dengan investasi awal. Misalnya, laba kotor sebesar Rp3.000.000,- per hari, maka waktu pengembalian modal adalah 100 hari.

Aspek Teknis

Sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan restoran makanan cepat saji antara lain adalah peralatan dapur, bahan baku, dan karyawan. Misalnya, restoran makanan cepat saji membutuhkan paling tidak 2 orang koki, 2 orang kasir, dan 4 orang pelayan.

Lokasi yang tepat untuk restoran makanan cepat saji adalah di dekat pusat keramaian atau pusat perbelanjaan. Misalnya, restoran makanan cepat saji berada di mal atau pusat perbelanjaan yang ramai.

Aspek Pasar

Potensi pasar untuk restoran makanan cepat saji dapat dilihat dari jumlah orang yang sering makan di luar rumah. Misalnya, di daerah tersebut terdapat sekitar 10.000 orang yang sering makan di luar rumah.

Perkiraan persaingan untuk restoran makanan cepat saji dapat dilihat dari jumlah restoran sejenis di daerah tersebut. Misalnya, di daerah tersebut terdapat 5 restoran makanan cepat saji.

Harga pasaran untuk makanan cepat saji dapat dilihat dari harga rata-rata yang ditawarkan oleh restoran sejenis. Misalnya, harga rata-rata untuk menu nasi box sebesar Rp30.000,-.

Aspek Manajemen

Struktur organisasi untuk restoran makanan cepat saji terdiri dari manajer, koki, kasir, dan pelayan. Misalnya, manajer bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengembangan bisnis, koki bertanggung jawab atas persiapan makanan, kasir bertanggung jawab atas transaksi penjualan, dan pelayan bertanggung jawab atas pelayanan pelanggan.

Sistem pengendalian untuk restoran makanan cepat saji terdiri dari pengawasan kinerja karyawan, pengawasan persediaan bahan baku, dan pengawasan keuangan. Misalnya, manajer melakukan evaluasi kinerja karyawan setiap bulan, melakukan inventarisasi bahan baku setiap minggu, dan melakukan penghitungan keuangan setiap hari.

Karyawan yang dibutuhkan untuk restoran makanan cepat saji harus memiliki keterampilan dan pengalaman di bidang yang diperlukan, seperti memasak, melayani, dan transaksi. Misalnya, koki harus memiliki keterampilan memasak makanan cepat saji, kasir harus memiliki keterampilan transaksi, dan pelayan harus memiliki keterampilan melayani pelanggan.

FAQ

1. Apa yang dimaksud dengan studi kelayakan bisnis?

Studi kelayakan bisnis adalah proses evaluasi dan analisis terhadap suatu usaha bisnis yang akan dijalankan untuk memastikan keberhasilan bisnis yang akan dijalankan.

2. Mengapa penting melakukan studi kelayakan bisnis?

Melakukan studi kelayakan bisnis sangat penting untuk meminimalisir risiko kerugian dalam menjalankan usaha dan untuk mengetahui potensi keuntungan yang dapat dihasilkan.

3. Apa saja aspek yang harus diperhatikan dalam studi kelayakan bisnis?

Aspek yang harus diperhatikan dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek finansial, teknis, pasar, dan manajemen.

4. Apa saja yang dianalisis pada aspek finansial?

Beberapa hal yang dianalisis pada aspek finansial antara lain adalah potensi pendapatan, biaya produksi, investasi awal, dan pengembalian modal.

5. Bagaimana cara menghitung pengembalian modal?

Untuk menghitung pengembalian modal, kita dapat membagi laba kotor yang dihasilkan setiap hari dengan investasi awal.

Sekian artikel tentang contoh kasus studi kelayakan bisnis kali ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat membantu Sobat Bisnis dalam melakukan studi kelayakan bisnis. Terima kasih sudah membaca, dan sampai jumpa pada artikel berikutnya.

Video:Contoh Kasus Studi Kelayakan Bisnis